Ujian Akhir Nasional (UAN),yah
tentunya kita semua sudah tidak asing lagi dengan kata ini khusunya bagi para
pelajar tingkat akhir baik SMA,SMP,bahkan sampai kepada tingkat sekolah dasar
(SD),ujian yang berstandar nasional ini mengharuskan siswa/siswi untuk
lulus dengan target nilai yang
ditentukan oleh pemerintah,tak pelak ujian ini bahkan menjadi momok yang
menakutkan bagi para siswa/siswi,orang tua bahkan guru-gru pengajar bagaimana
tidak mereka para pelajar yang telah berjuang selam tiga tahun belajar hanya
ditentukan oleh beberapa hari dan beberapa mata pelajaran saja. Pendidikan yang
seharusnya menjadikan para pelajar
indonesia menjadi generasi yang
cerdas,berahlak justru menjadi sebuah paranoid yang hampir setiap tahun terjadi
,sering kita dengar dibebarapa media elektronik maupun cetak banyak sekali terjadi kecurangan-kecurangan
yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab,kecurangan ini seperti kebocoran soal yang marak terjadi dimana-mana. Belum lama
ini kita juga mendengar berita mengenai tentang buruknya kinerja pemerintah dalam hal
ini KEMENDIKBUD ( Kementrian Pendidikan Dan kebudayaan ) menjalankan ujian
nasional hal ini terbukti dengan
molornya (terlambat ) pelakasaan ujian nasional tingkat SMA di 11 provinsi di
indonesia yang seharusnya dilaksanakan serentak belum lagi kualitas kertas lembar jawaban yang jelek
membuat siswa menjadi ketakutan dalam mengisi jawaban karena takut robek atau
berlubang. Berbagai masalah yang terjadi dalam pelaksaanaan ujian nasional
tahun ini memancing kemarahan para
praktisi pendidikan yang mengangap M.Nuh sebagai menteri pendidikan tidak becus
dalam mengurusi ujian nasional kaili ini sehingga desakan pun muncul agar M.Nuh
mundur dari jabatannya akan tetapi justru M.Nuh seakan melempar tanggung jawab
bahwa kegagalan ujian nasional tahun ini
disebabkan oleh kinerja percetakan. Masalah – masalah yang terjadi ini
tetuntunya membuat psikologis siswa menjadi tergangu serta mengakibatkan kepanikan-kepanikan
bahkan terkadang berujung dengan stress dan depresi karena takut gagal dalam
ujian jika sudah seperti ini siap yang mau bertangung jawab ???
Berbagai masalah yang terus
terjdi setiap tahun harus dipikirkan pemerintah untuk mengkaji ulang pelaksaanaan
ujian nasional sebagai satu-satu syarat kelulusan apakah perlu diteruskan atau
tidak mengingat hal ini tidak cukup efektif,bagaimana mungkin kita menyama
ratakan antara kualitas pendidikan antara
di pusat dan dipingiran kota,serta dikota-kota besar dengan
didaerah-daerah tertinggal sementara
dari segi fasilitas saja sudah sangat jauh berbeda apalagi akses didaerah untuk
mencapai sekolah bahkan tak jarang siswa harus bertaruh dengan nyawa
meneyeberangi sungai atau berjalan puluhan kilometer demi sampai
kesekolah,bukankah lebih baik pemerintah membenahi hal-hal tersebut dahulu baru kemudian memikirkan
untuk melaksanakan ujian nasional. Kenapa kita tidak mecontoh pola pendidikan
yang dinegara finlandia disana ujian
nasional siswa berhak memeilih 3 mata pelajaran yang mereka sukai serta
ditambah mata pelajaran bahasa finlandia yang wajib dipilih tak heran jika
finlandia merupakan Negara dengan kulitas pendidikan terbaik didunia atau juga
singapura yang menerapkan hal yang sama.
Jika terus seperti ini,jika
ujian nasional selalu dijadikan ukuran untuk menilai siswa lulus/tidak maka
lagi-lagi siswalah yang menjadi korban dari kekbijakan pemerintah yang membuat
mereka menjadi terbebani secara psikologis mudah mengalami ganguan
stress bahkan sampai ada yang nekat bunuh diri karena malu gagal dalam ujian.
Demikian lah tulisan
ini saya buat mudah-mudah dapat bermanfaat
J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar