Sabtu, 27 April 2013

Fenomena Sosial Yang berhubunagn Dengan Psikologi (Damapak Ujian Nasional Terhadap Psikologis Siswa )




Ujian Akhir Nasional (UAN),yah tentunya kita semua sudah tidak asing lagi dengan kata ini khusunya bagi para pelajar tingkat akhir baik SMA,SMP,bahkan sampai kepada tingkat sekolah dasar (SD),ujian yang berstandar nasional ini mengharuskan siswa/siswi untuk lulus  dengan target nilai yang ditentukan oleh pemerintah,tak pelak ujian ini bahkan menjadi momok yang menakutkan bagi para siswa/siswi,orang tua bahkan guru-gru pengajar bagaimana tidak mereka para pelajar yang telah berjuang selam tiga tahun belajar hanya ditentukan oleh beberapa hari dan beberapa mata pelajaran saja. Pendidikan yang seharusnya menjadikan para pelajar  indonesia  menjadi generasi yang cerdas,berahlak justru menjadi sebuah paranoid yang hampir setiap tahun terjadi ,sering kita dengar dibebarapa media elektronik maupun cetak  banyak sekali terjadi kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak  bertanggung jawab,kecurangan ini seperti kebocoran soal  yang marak terjadi dimana-mana. Belum lama ini kita juga mendengar  berita mengenai  tentang buruknya kinerja pemerintah dalam hal ini KEMENDIKBUD ( Kementrian Pendidikan Dan kebudayaan ) menjalankan ujian nasional  hal ini terbukti dengan molornya (terlambat ) pelakasaan ujian nasional tingkat SMA di 11 provinsi di indonesia yang seharusnya dilaksanakan serentak belum lagi  kualitas kertas lembar jawaban yang jelek membuat siswa menjadi ketakutan dalam mengisi jawaban karena takut robek atau berlubang. Berbagai masalah yang terjadi dalam pelaksaanaan ujian nasional tahun ini  memancing kemarahan para praktisi pendidikan yang mengangap M.Nuh sebagai menteri pendidikan tidak becus dalam mengurusi ujian nasional kaili ini sehingga desakan pun muncul agar M.Nuh mundur dari jabatannya akan tetapi justru M.Nuh seakan melempar tanggung jawab bahwa kegagalan ujian nasional  tahun ini disebabkan oleh kinerja percetakan. Masalah – masalah yang terjadi ini tetuntunya membuat psikologis siswa menjadi tergangu  serta mengakibatkan kepanikan-kepanikan bahkan terkadang berujung dengan stress dan depresi karena takut gagal dalam ujian jika sudah seperti ini siap yang mau bertangung jawab ???
Berbagai masalah yang terus terjdi setiap tahun harus dipikirkan pemerintah untuk mengkaji ulang pelaksaanaan ujian nasional sebagai satu-satu syarat kelulusan apakah perlu diteruskan atau tidak mengingat hal ini tidak cukup efektif,bagaimana mungkin kita menyama ratakan antara kualitas pendidikan antara  di pusat dan dipingiran kota,serta dikota-kota besar dengan didaerah-daerah tertinggal  sementara dari segi fasilitas saja sudah sangat jauh berbeda apalagi akses didaerah untuk mencapai sekolah bahkan tak jarang siswa harus bertaruh dengan nyawa meneyeberangi sungai atau berjalan puluhan kilometer demi sampai kesekolah,bukankah lebih baik pemerintah membenahi hal-hal  tersebut dahulu baru kemudian memikirkan untuk melaksanakan ujian nasional. Kenapa kita tidak mecontoh pola pendidikan yang  dinegara finlandia disana ujian nasional siswa berhak memeilih 3 mata pelajaran yang mereka sukai serta ditambah mata pelajaran bahasa finlandia yang wajib dipilih tak heran jika finlandia merupakan Negara dengan kulitas pendidikan terbaik didunia atau juga singapura yang menerapkan hal yang sama.
Jika terus seperti ini,jika ujian nasional selalu dijadikan ukuran untuk menilai siswa lulus/tidak maka lagi-lagi siswalah yang menjadi korban dari kekbijakan pemerintah  yang membuat  mereka menjadi terbebani secara psikologis mudah mengalami ganguan stress bahkan sampai ada yang nekat bunuh diri karena malu gagal dalam ujian.
Demikian lah tulisan ini saya buat mudah-mudah dapat bermanfaat  J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar