Sabtu, 27 April 2013

Penyesuan Diri Dan Stress


    A. Penyesuaian Diri

1.     Pengertian penyesuaian diri
Pengertian penyesuaian diri adalah proses yang diharapi oleh individu dalam mengenal lingkungan yang baru. Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat. Menurut Callhoun dan Acocella (dalam Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi individu yang kontinu dengan diri individu sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu. Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor tersebut secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik mengingat individu secara konstan juga mempengaruhi kedua faktor lain.
2.     Konsep penyesuaian diri

Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam penyesuaian diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna dapat terjadi jika manusia / individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi organisme / individu berjalan normal. Namun, penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi sehat. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Kepribadian yang sehat ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.

3.     Pertumbuhan  Personal

Manusia  merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.

a.       Penekan Penekanan pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi dari konstitusi fisik keadaan tubuh
yang herediter dalam bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
b.      Variasi dalam pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.

c.       Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.

d.      Fenomenologi pertumbuha
Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan     diinterpretasi secara subyektif. Setiap, orang mengalami dunia dengan caranya sendiri.
Alam    pengalaman setia orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.” (Brouwer, 1983:14   Fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers, yang boleh disebut sebagai-_Bapak Psikologi Humanistik.

    B.   Stress

1       Pengertian  Stress
Pengertian stess secara harfiah adalah keras. Kata stress berasal dari bahasa latin yakni Stingere yang mengalami modifikasi berkelanjutan dari straise, strest, stresce dan kemudian stress. Di abad ke-17, kata stress diartikan sebagai sebuah kesukaran, kesusahan, kesulitan dan atau penderitaan. Akan tetapi, menariknya pada abad ke-18 kata stress beralih pada pemaknaan yang menunjukkan kekuatan, tekanan, ketegangan, ataukah usaha yang berpusat pada suatu benda dan juga (kekuatan mental) manusia. 
Berikut ini merupakan efek-efek stress :
Berat badan
Stres dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Beberapa studi menunjukkan, stres membuat tubuh menjadi kebal terhadap adrenalin sekresi. Alih-alih membakar lebih banyak kalori, sistem malah menghasilkan lebih banyak kortisol, hormon stres yang mendorong penyimpanan lemak.
Makanan kaya karbohidrat seperti ubi meningkatkan serotonin di otak, yang membuat perasaan jadi lebih baik. Biji-bijian, pisang, alpukat, ayam, bayam, brokoli, dan semua yang mengandung vitamin B juga dapat meningkatkan rasa nyaman.
Kekebalan tubuh menurun
Kata Robin Molella, MD, spesialis kedokteran preventif di Mayo Clinic, stres melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memperburuk kondisi kronis seperti asma, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Tertawa adalah jalan alami untuk melawan penyakit sel atau meringankan sesak di dada Anda.
Nyeri bahu
Hati-hati, tas yang terlalu berat atau terlalu lama bungkuk di depan komputer bisa menyebabkan bahu Anda sakit. Lemaskan bahu dan buka dada dengan peregangan yoga klasik. Berdirilah dengan mengangkat lengan kanan di atas kepala, tekuk lengan sehingga siku mengarah ke atas dan tangan kanan mencapai di belakang kepala. Jangkau tangan kanan dengan tangan kiri Anda hingga menyentuh jari bersama-sama.Ulangi pergelangan  pada lengan yang satunya.
Kembung
Respon tubuh Anda terhadap stres dapat mengalihkan darah dari proses pencernaan normal dalam perut ke kelompok otot yang lebih besar di tempat lain. Hasilnya, perut terasa perih, kembung, diare, sembelit, bahkan irritable bowel syndrome. Taruhlah botol air panas di atas perut Anda untuk merilekskan jaringan otot halus di usus dan menghilangkan nyeri, distensi, atau kembung. Makan lebih banyak makanan kaya serat, seperti segenggam almond, kacang tanah atau kacang kedelai, akan sangat membantu.
Nyeri kaki
Berjalan terlalu cepat dapat menyebabkan kelelahan pada kaki. Apalagi jika Anda menggunakan sepatu hak tinggi, tidak hanya lelah, kaki juga akan serasa terbakar. Memijat kaki benar-benar dapat membantu menyembuhkan berbagai gangguan stres, migrain, dan sakit punggung. Pijatlah bagian bawah dasar jari-jari kaki untuk menenangkan kepala, tumit kaki untuk merilekskan dada, dan telapak kaki bagian tengah untuk menenangkan daerah perut.
Dari sudut pandang ilmu kedokteran, menurut Hans Selye seorang fisiologi dan pakar stress yang dimaksud dengan stress adalah suatu respon tubuh yang tidak spesifik terhadap aksi atau tuntutan atasnya
2. Faktor individual
Situasi atau kondisi yang mempengaruhi kehidupan secara individual seperti faktor ekonomi, keluarga dan kepribadian dari karyawan itu sendiri. Menurut Sarafino (1994), faktor–faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah:
  1. Tuntutan kerja yang terlalu tinggi, seperti pekerjaan diluar kontrol pekerja yang harus dilakukan secara berulang dan terus menerus, evaluasi lampiran kerja oleh atasan. 
  2. Perubahan tanggung jawab dalam kerja. 
  3. Pekerjaan yang berkaitkan dengan tanggung jawab terhadap nyawa orang lain, seperti pekerjaan tenaga medis dimana memiliki beban yang tinggi terhadap nyawa orang lain sehingga menyebabkan kelelahan psikis dan akhirnya menimbulkan stres. 
  4. Lingkungan fisik pekerjaan yang tidak nyaman. 
  5. Hobi interpersonal yang tidak baik dalam lingkungan kerja. 
  6. Promosi jabatan yang tidak adekuat. 
  7. Kontrol yang padat terhadap pekerjaan
3. Selanjutnya kita akan membahas tipe-tipe stress,sebagai berikut :
a.Tekanan
Tekanan merupakan suatu keadaan dimana seseorang meresa terbebani dengan  pekerjaan  karena suatu tuntutan yang menyebabkan seseorang meresa tidak nyama dalam melakukan suatu pekerjaan 
b.Frustasi (tekanan perasaan)
Frustasi ialah suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya, atau menyangka akan terjadi sesuatu yang akan menghambat keinginannya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan terhalangnya keinginan seseorang.
c.Konflik (Pertentangan batin)
Konflik jiwa atau pertentangan batin adalah adanya dua macam dorongan atau lebih yang berlawanan satu sama lain, dan tidak dapat dipenuhi dalam waktu yang bersamaan
d.Kecemasan (anxiety)
Kecemasan  adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yan terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik). Kecemasan mempunyai segi yang disadarinya seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa bersalah, terancam dan sebagainya. Juga ada segi-segi yang terjadi di luar kesadaran dan tidak bisa menghindari perasaan yang tidak menyenangkan itu
4.                 Symptom reducing responses terhadap stress
Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada. Berikut mekanisme pertahana diri (defense mechanism) yang biasa digunakan individu untuk dijadiakan strategi saat menghadapi stress
     Indentifikasi
Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dengan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti  orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.
      Kompensasi
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan
      Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui  tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua   yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang   ditegur gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat  tertib saat melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.


     Sublimasi
      Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam   menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan
      Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri  pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya.
      Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain.Misalnya seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.
Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan  paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya tadi sian
Supresi
Supresi yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi
Denial
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya
 Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkunganya. Misalnya artis yang sedang digosipkan berselingkuh, karena malu maka ia menarik diri dari  perkumpulannya.
   
      Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfntasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak  memiliki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
      Negativisme
Adalah perilaku seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah.
      Sikap mengkritik orang lain
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. Perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka). Misalkan seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.

5. Pendekatan problem solving terhadap stress
a. Strategi koping yang spontan mengatasi stress
Strategi koping yang berhasil mengatasi stres harus memiliki empat komponen pokok:
Peningkatan kesadaran terhadap masalah: mengetahui dan memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi situasi yang tengah berlangsung.
ü  Pengolahan informasi: suatu pendekatan dengan cara mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan diredam. komponen ini meliputi pengumulan informasi dan pengkajian sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.
ü  Pengubahan perilaku: suatu tindakan yang dipilih secara sadar dan bersifat positif, yang dapat meringankan, meminimalkan, atau menghilangkan stressor.
ü Resolusi damai: suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil di atasi.


Sumber :
http://rumusbelajar.blogspot.com/2012/12/pengertian-penyesuaian-diri.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar